Berita

Tim Pengabdian UNP Beri Pelatihan Diversifikasi Produk, Lahirkan Dua Brand Baru Songket Silungkang

Selasa, 2 September 2025 Humas UNP - Utari 93

Sawahlunto – Dua brand baru hasil kreasi pengrajin lahir dari pelatihan diversifikasi produk songket Silungkang yang digelar tim dosen Universitas Negeri Padang (UNP). Kedua brand tersebut adalah boNe Songket (Instagram: @bone_songket32oso) dan menJan Songket (Instagram: @menjan_songket). Melalui identitas brand yang kuat serta pemanfaatan media sosial, produk songket Silungkang diharapkan mampu menembus pasar yang lebih luas, tidak hanya di Sawahlunto, tetapi juga nasional bahkan internasional.

Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Humas UNP, Selasa (2/9/2025) menyebutkan bahwa pelatihan ini diberikan oleh tim pengabdian UNP kepada pengrajin songket di Desa Lunto Barat dan Desa Silungkang Oso, sebagai bagian dari program pengabdian kepada masyarakat yang didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia tahun anggaran 2025. Program diketuai oleh Dr. Ika Parma Dewi, S.Pd., M.Pd.T (Fakultas Teknik) dengan anggota Rani Sofya, S.Pd., M.Pd. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis) serta Ary Ramadhan, S.Pd., M.Pd.T. (Fakultas Bahasa, Seni, dan Sastra).

Pelatihan tahap pertama dilaksanakan pada 13–14 Agustus 2025 dengan fokus pada pembuatan tas berbagai model, seperti tas seminar dan tas pesta. Setiap peserta diwajibkan menghasilkan tiga produk tas selama sesi pelatihan. Selanjutnya, pada 26–28 Agustus 2025, peserta kembali mengikuti pelatihan pembuatan sepatu berbahan songket, yang menghasilkan produk sandal pesta dan sandal hotel.

Dalam sambutannya, Dr. Ika Parma Dewi menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan wujud kepedulian akademisi UNP terhadap pelestarian sekaligus pengembangan kerajinan songket Silungkang. “Kami berharap para pengrajin tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga mampu menghadirkan inovasi yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan. Pelatihan ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 5 (Kesetaraan Gender), dan SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan),” ujarnya.

Selain keterampilan produksi, tim dosen UNP juga memperkuat aspek pemasaran dengan menghadirkan pelatihan branding dan inovasi desain logo produk. Dengan lahirnya brand boNe Songket dan menJan Songket, para peserta didorong untuk membangun identitas yang profesional serta memanfaatkan platform digital sebagai media promosi.

Para kepala desa memberikan apresiasi atas terselenggaranya program ini dan berharap keterampilan serta brand yang telah dibangun mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. “Kami berharap para pengrajin dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh sehingga songket Silungkang tidak hanya lestari sebagai warisan budaya, tetapi juga berdaya saing sebagai produk ekonomi kreatif,” ungkap salah seorang kepala desa.

Tim pengabdian berharap, kombinasi antara keterampilan produksi, penguatan brand, dan strategi pemasaran digital akan memperkuat posisi pengrajin songket Silungkang sebagai penjaga tradisi sekaligus pelaku usaha kreatif yang mampu bersaing di pasar modern. (utr/Humas UNP)

#SDG5 KesetaraanGender #SDG8 PekerjaanLayakdanPertumbuhanEkonomi #SDG11 KotaDanPermukimanYangBerkelanjutan #SDG5 GenderEquality #SDG8 DecentWorkAndEconomicGrowth #SDG11 SustainableCitiesAndCommunities






Share:


Author :
Humas UNP - Utari