Apa Kata Pengamat UNP tentang Polemik Sekolah Kembali Dibuka
Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang Dr. Fitri Arsih mengungkapkan, saat ini disiplin protokol kesehatan belum menjadi kebiasan masyarakat. Jika sekolah di paksakan melakukan proses ajar mengajar, sangat besar berpeluang menciptakan cluster baru, yaitu cluster sekolah.
“Jangan pertaruhkan masa depan anak untuk kegiatan belajar tatap muka di sekolah. Jangan jadikan alasan sekolah kembali dibuka karena Kota Padang telah keluar dari zona merah. Sangat beresiko sekali dan sangat disesalkan jika ini terjadi,” tegasnya.
Fitri Arsih mengakui, yang menjadi permasalahan pada saat pendidikan secara daring ini adalah keterbatasan kemampuan orang tua dalam mengawasi dan membantu pembelajaran terhadap siswa dirumah.
Lebih lanjut, untuk menciptakan pendidikan daring yang menarik, guru dan orang tua harus membangun kolaborasi demi memaksimalkan proses anak belajar secara daring.
“Kreativitas guru dalam menghadirkan pembelajaran daring yang menarik dan menyenangkan akan sangat menentukan besarnya atensi siswa terhadap kegiatan belajar daring tersebut. Sedangkan pendampingan dan keaktifan orang tua dalam menemani anak akan menentukan sejauh mana kegiatan belajar di rumah akan bermanfaat dan bermakna,” tutupnya.
Di tempat terpisah Sosiolog UNP Dr. Erianjoni, menyatakan perlu sebuah evaluasi tentang kelayakan sekolah akan dibuka, sehingga tidak terjadi nanti sekolah sebagai kluster pandemi Covid-19. Selain itu harus ada sebuah komitmen bersama agar jangan ada saling menyalahkan antar berbagai fihak di kemudian hari (Humas UNP).