Subuh Mubarak Universitas Negeri Padang Pagi Ini: Tazkiyatu Alnafsi (Penyucian Diri)
PADANG - Kegiatan Subuh Mubarak dilaksanakan setiap Jumat pagi dan telah berlangsung selama hampir tujuh tahun secara daring dan luring serta diharapkan kegiatan Subuh Mubarak tetap dilaksanakan secara berkelanjutan.
Demikian disampaikan oleh Rektor Universitas Negeri Padang, Prof. Ganefri, Ph.D., dalam sambutannya pada kegiatan Subuh Mubarak yang dilaksanakan secara luring pada Jumat (31/5) bertempat di Masjid Raya Al-Azhar Kampus UNP Air Tawar Padang dan secara daring melalui zoom meeting. Kegiatan Subuh Mubarak pada Jumat pagi ini diselenggarakan oleh Fakultas Pariwisata dan Perhotelan (FPP) Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan itu, Rektor Prof. Ganefri, Ph.D. juga menyampaikan bahwa pada minggu depan MWA sudah melantik Rektor yang baru dan perlu disampaikan bahwa Universitas Negeri Padang sudah menjadi pakaian diri yang tidak bisa dipisahkan dari lembaga ini.
Kegiatan Subuh Mubarak yang diselenggarakan setiap Jumat pagi dihadiri oleh Rektor, Wakil Rektor, Kepala Lembaga, Kepala Biro, Kepala UPT, Dekan, Wakil Dekan, Ketua Departemen, Koordinator Program Studi, dosen, tenaga kependidikan dan sivitas akademika Universitas Negeri Padang.
Dalam sambutannya, Rektor Prof. Ganefri, Ph.D. menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag. dosen yang telah bersedia sebagai penceramah pada kegiatan Subuh Mubarak bertempat di Masjid Raya Al-Azhar Kampus UNP Air Tawar Padang.
Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag. dalam ceramahnya dengan topik "Tazkiyatu Alnafsi (Penyucian Diri)" menyampaikan bahwa Allah menghadirkan sifat jujur dan takwa dan sebagainya berupa potensi kebaikan di dalam diri manusia namun Allah juga menghadirkan potensi keburukan dalam diri manusia.
"Manusia tercipta atau diciptakan oleh Allah atas dua unsur yakni unsur roh (rohani) dan jazad (jasmani). Kedua unsur ini juga memiliki penyakit yakni penyakit rohani dan penyakit jasmani," jelas Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag.
Lebih lanjut Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag. menyampaikan bahwa penyakit jasmani berupa penyakit fisik atau anggota tubuh ini dan penyakit hati itu adalah berupa penyakit jiwa seperti iri, dengki, dan sebagainya.
Pada kesempatan itu Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag. menjelaskan penyakit pada diri manusia bersumber dari sesuatu yang masuk ke dalam tubuh ketika sesuatu yang masuk itu adalah sesuatu yang tidak normal.
"Demikian juga untuk rohani atau jiwa, penyakit jiwa terjadi ketika informasi atau ajaran yang masuk ke dalam jiwa itu adalah sesuatu yang tidak normal seperti hasut, fitnah, hasad, dan sebagainya," tukuk Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag.
Ustaz Dr. Supardi Dwimaputra, M.Ag. juga mengemukakan bahwa mengobati penyakit jiwa adalah seperti halnya mengobati penyakit fisik; misalnya penyakit jiwa pelit dapat diobati dengan menghilangkan sifat pelit dan dimasukkan ke dalam jiwa sifat suka memberi. (ET) berita dikutip dari beritaminang.com