Gelar Diseminasi Hasil Riset Ujaran Kebencian, Prodi Ilmu Komunikasi Jalin Kerja Sama dengan Monash Data and Democracy Research Hub
Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Negeri Padang bekerjasama dengan Monash Data & Democracy Research Hub, serta Revolt Institute untuk menggelar Seminar dengan tema Memantau Ujaran Kebencian di Pilkada 2024, Selasa (17/12). Kegiatan yang digelar di Aula Laboratorium FIS UNP ini menghadirkan Riki Rachman Permana dan Lucky Susanto selaku Research Affiliate dan Data Scientist Monash Data & Democracy Hub, Novia Harlina (Aliansi Jurnalis Independen Padang), Dr. Eka Vidya Putra (Dosen Sosiologi Politik UNP), dan Ayu Adriyani, M.Sc. (Annotator Riset Hate Speech dan juga dosen Ilmu Komunikasi UNP).
Seminar yang dimoderatori oleh Evelynd, S.I.Kom., M.Comn.&MediaSt. juga selaku dosen Ilmu Komunikasi UNP ini bertujuan untuk memaparkan hasil pemantauan dan riset ujaran kebencian yang muncul di lima provinsi strategis selama periode Pilkada 2024. Daerah-daerah tersebut adalah Aceh, Sumatera Barat, Jawa Barat, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Sumatera Barat menjadi salah satu daerah tujuan riset ini didiseminasikan.
Diseminasi yang dipusatkan di Universitas Negeri Padang ini dibuka langsung oleh Dekan FIS UNP, Afriva Khaidir, S.H., M.Hum., MAPA., Ph.D. Seminar ini juga turut dihadiri oleh stakeholders dari lembaga pemerintah terkait, seperti Bawaslu juga KPUD, bahkan dari perwakilan partai politik. "Pilkada menghasilkan dinamika politik yang seru, yang membuat kita menjadi tahu hak-hak kita, yang mendorong kita untuk lebih partisipatif sehingga perbincangan kita hari ini menjadi sangat relevan," ungkapnya saat membuka seminar.
Menurut pemantauan Monash Data & Democracy Research Hub, ujaran kebencian menjadi sebuah isu yang paling mudah dimainkan di musim Pilkada. "Biaya edukasi politik itu mahal, sehingga memainkan isu ujaran kebencian menjadi metode yang cepat dan efektif untuk menjatuhkan lawan," tegas Riki Rachman Permana selaku Research Affiliate Monash Data & Democracy Hub dalam pemaparannya. Meski begitu, berdasarkan hasil riset Monash Data & Democracy Research Hub, dibandingkan empat daerah yang lain, tingkat toksisitas di Sumatera Barat terbilang rendah.
Melalui kegiatan ini, Program Studi Ilmu Komunikasi juga melakukan prosesi penandatanganan kerja sama dalam lingkup pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dengan Monash Data & Democracy Research Hub dan Revolt Institute. "Harapannya, semoga kedepannya dosen dan mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi dapat bersama-sama mengembangkan riset berbasis data dari berbagai platform media sosial. Tentunya, kita mulai proses belajarnya dari riset yang dilakukan oleh Monash Data & Democracy Research Hub ini," tutup AB Sarca Putera selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi. (YS/Prodi Ilkom)