
Mahasiswa KKN UNP Ciptakan Alat Pengangkat Sampah Otomatis di Irigasi Pasaman Barat, Ubah Limbah Jadi Paving Block
TOPSUMBAR - Persoalan sampah di saluran irigasi kerap menjadi masalah klasik di sejumlah daerah.
Namun, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Negeri Padang (UNP) yang ditempatkan di Nagari Desa Baru, Kecamatan Ranah Batahan, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, hadir membawa solusi inovatif.
Prihatin dengan banyaknya sampah yang mencemari saluran irigasi di wilayah tersebut, para mahasiswa KKN ini menciptakan sebuah alat pengangkat sampah otomatis berbasis conveyor.
Alat ini dirancang agar mampu mengangkat sampah dari air ke daratan tanpa menggunakan tenaga manusia secara langsung.
“Inovasi ini lahir dari keprihatinan kami melihat kondisi irigasi yang penuh sampah. Kami ingin meninggalkan sesuatu yang berdampak, bukan hanya sekadar menjalankan program,” ujar Sandi, salah satu mahasiswa dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNP yang tergabung dalam tim inovasi tersebut, Rabu (16/7/2025).
Alat conveyor ini bekerja dengan menggunakan sistem belt yang digerakkan motor listrik.
Sampah yang terbawa arus akan otomatis tersaring dan diangkat ke darat melalui sabuk berjalan yang dipasang miring di tepi saluran.
Setelah melalui proses desain dan perakitan, alat ini berhasil diuji coba di salah satu titik irigasi di Nagari Desa Baru.
Hasilnya, alat mampu mengangkat berbagai jenis sampah, seperti plastik, ranting, hingga limbah organik secara konsisten dan efektif.
Tidak hanya sampai di situ, mahasiswa KKN UNP ini juga menggagas pemanfaatan kembali sampah yang terkumpul.
Mereka mengolah limbah organik dan anorganik menjadi paving block yang bisa digunakan sebagai bahan bangunan ramah lingkungan.
“Kami mencacah sampah plastik dan organik, mencampurnya dengan semen, lalu mencetaknya jadi paving block. Selain membersihkan lingkungan, kami juga menciptakan nilai ekonomis dari sampah,” jelas salah satu anggota tim KKN lainnya.
Paving block hasil inovasi mahasiswa ini dinilai memiliki kualitas cukup baik untuk digunakan di area taman, trotoar, maupun jalan setapak. Inisiatif ini tidak hanya mengatasi persoalan lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha bagi masyarakat lokal.
Warga setempat memberikan apresiasi tinggi atas inovasi para mahasiswa. Salah satu tokoh masyarakat, Sarmanda, menyebut kehadiran mereka membawa dampak nyata.
“Kami sangat bangga dan terbantu. Ini bukan sekadar program, tapi benar-benar solusi. Harapannya alat ini bisa diproduksi lebih banyak dan dimanfaatkan di wilayah lain juga,” katanya.
Program KKN yang semula berfokus pada edukasi kini berkembang menjadi proyek teknis berbasis teknologi tepat guna.
Mahasiswa juga mengadakan pelatihan pembuatan paving block kepada warga agar inovasi ini bisa terus berlanjut meski KKN telah berakhir.
Inovasi ini membuktikan bahwa semangat mahasiswa dalam menjawab persoalan masyarakat bisa menghasilkan solusi konkret yang berdampak luas.
Bahkan, beberapa warga berharap agar kegiatan ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah maupun swasta.
“Kami ingin inovasi ini jadi inspirasi bagi mahasiswa KKN lainnya, bahwa program KKN bisa lebih dari sekadar seminar atau penyuluhan. Kami ingin hadir dan benar-benar memberi manfaat,” tutup Sandi. (HJ) Berita dikutip dari https://www.topsumbar.co.id/
#SDGs #SDG4 #QualityEducation #SDGs6 #CleanWaterandSanitation #SDGs15 #lifeonland #SDGs17 #Partnershipforthegoals #SDGs11 #Sustainablecitiesandcommunities