Sumbar Darurat Air Bersih! Simak Langkah Cerdas Menjaga Kesehatan Keluarga
Sumatera Barat kembali mengalami kabar duka akibat bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, serta banjir lahar hujan yang menyebabkan kerusakan infrastruktur. Dampaknya tidak hanya dirasakan pada sarana prasarana fisik seperti jalan dan jembatan, tetapi juga pada sarana nonfisik seperti akses air bersih, sistem telekomunikasi, dan ketersediaan listrik.
Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting dalam menunjang kesehatan dan kebersihan. Keterbatasan air bersih dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit berbasis air seperti diare, kolera, leptospirosis, infeksi kulit, dan gangguan pencernaan. Dalam kondisi darurat, menjaga kesehatan keluarga tetap menjadi prioritas dan dapat dilakukan melalui langkah-langkah sederhana meskipun persediaan air terbatas.
Strategi Hidup Sehat Saat Krisis Air Bersih
• Prioritaskan penggunaan air bersih untuk konsumsi. Gunakan air kemasan bila tersedia, atau rebus air hingga mendidih minimal 1 menit sebelum digunakan.
• Jaga kebersihan tangan dengan hand sanitizer berkadar alkohol >60% atau cuci tangan menggunakan sedikit air dan sabun bila memungkinkan.
• Konsumsi makanan yang dimasak hingga matang sempurna dan hindari makanan mentah.
• Sediakan tempat pembuangan limbah sementara dan toilet darurat yang berjarak aman dari sumber air dan permukiman.
• Gunakan kain basah bersih atau larutan antiseptik untuk menjaga kebersihan tubuh saat air sangat terbatas.
• Prioritaskan kelompok rentan—bayi, balita, ibu hamil, lansia, dan orang sakit—dalam pemanfaatan air bersih.
Kenali Tanda Bahaya Penyakit Berbasis Air
• Diare berair terus-menerus, diare berdarah, atau muntah yang tidak berhenti.
• Tanda dehidrasi berat: sangat haus, bibir kering, mata cekung, urin sangat sedikit atau tidak ada.
• Demam tinggi, menggigil, atau tubuh tampak sangat lemah.
• Diare sangat cair seperti “air cucian beras” (curiga kolera).
• Nyeri otot hebat, terutama pada betis atau punggung bawah, disertai mata merah (curiga leptospirosis).
• Kuning pada mata atau kulit, penurunan jumlah urin, atau sesak napas.
• Luka bernanah, bengkak yang cepat meluas, atau garis merah menjalar dari luka (tanda infeksi kulit berat).
• Penurunan kesadaran, kebingungan, atau tanda shock seperti tubuh dingin, pucat, dan tekanan darah menurun.
Segera cari pertolongan medis apabila salah satu tanda bahaya tersebut muncul.
Semoga masyarakat Sumatera Barat senantiasa diberikan kekuatan dalam menghadapi situasi ini. Tetap waspada, saling menjaga, dan terus prioritaskan kesehatan di tengah keterbatasan. Bersama, kita dapat melewati masa sulit ini. (Zuhrah Taufiqa dan M. Zidan Rosyadi)




