Optimalkan Potensi Wisata, Dosen UNP bina Pengembangan Gree-GeoPark di Kenagarian Saniangbaka Kec.X Koto Singkarak Kab. Solok
Kenagarian Saniangbaka merupakan salah satu nagari di daerah pinggir danau Singkarak, yang berada pada sisi barat danau, dan berjarak sekitar 15 km dari Kota Solok dan 35 Km dari Pusat Pemerintahan Kab. Solok Sukarami, serta 90 Km dari Kota Padang. Secara geografis, Nagari Saniangbaka berbatasan langsung dengan Danau Singkarak Nagari Sumani pada sisi timur, dengan nagari Koto Sani pada sisi Selatan, dengan Muaro Pingai dari sisi Utara dan Kota Padang pada sisi Barat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022, jumlah penduduk di Kenagarian Saniangbaka sebanyak 1.509 jiwa. Mayoritas penduduk di desa ini adalah suku Minangkabau. Sebagian besar penduduk Kenagarian Saniangbaka bermatapencaharian sebagai petani, PNS dan Pedagang/ Perantau Selain itu, banyak juga penduduk desa ini yang bekerja nelayan tradisional, karena berada di piggir danau Singkarak, dan sebagain lainnya pada sektor ekonomi kreatif sebagai pengrajin sulaman benang emas. Desa Kenagarian Saniangbaka juga memiliki beragam potensi wisata, seperti wisata budaya dan wisata alam. Selain sulaman benang emas, desa ini juga terkenal dengan tradisi adat dan budaya yang kental, seperti tari-tarian tradisional, musik tradisional, dan upacara adat. Secara umum, penduduk di desa Kenagarian Saniangbaka sangat menjaga dan melestarikan tradisi dan budaya lokal mereka.
Pada survey awal oleh tim pengusul Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) pada tanggal 7 April 2023, dan berkonsultasi dengan pihak terkait seperti Wali Nagari, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Pelaku UMKM dan Seni Budaya di kenagarian ini terungkap bahwa sulitnya pengembangan wisata di kenagarian Saniangbaka, adalah karena faktor masih kental dan eratnya tradisi dan budaya lokal¸ sehingga kehadiran pengunjung ke Nagari dianggap sebagai salah satu penyebab awal rusaknya akar tradisi dan budaya lokal. Masih adanya pandangan yang menyatakan wisata sebagai pembawa kerusakan akhlak dan budi generasi muda dan agama, seakan telah mengakar di kalangan masyarakat yang menetap di kampung ini. Disamping itu kondisi kehidupan beradat, budaya dan agama yang sangat kuat, menjadikan nagari ini sebagai sebuah Nagari yang kental dengan agama, hal ini dapat dilihat bahwa Saniangbaka dikelilingi oleh tempat Ibadah yang sangat banyak dan saling berdekatan, 2 Masjid, dan 16 Mushalla/ surau dalam sebuah nagari kecil, menjadi cerminan kentalnya budaya Islam di nagari ini. Padahal pengembangan Wisata merupakan salah program yang tertuang dalam Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Nagari Saniangbaka 2020 - 2025.
Maka oleh sebab itu perlu upaya untuk memberikan edukasi yang komprehensif tentang wisata yang positif, dengan tetap mempertahankan alam, kultur dan budaya lokal (protect local people, culture and nature) yang dikenal sebagai green tourisme, wisata yang Islami (islamic tourisme) dengan menjadikan asas hidup masyarakat “Adat Basandi Syara’, Syara’basandi Kitabullah” sebagai destinasi yang layak untuk dilihat dan dikunjungi oleh wisatawan dari daerah lain, yang kemudian diusulkan sebagai salah satu program unggulan Pengabdian kepada Masyarakat melalui skim PPNB melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNP untuk tahun Anggaran 2023 dengan Judul Pengembangan Desa Wisata Green-GeoPark di Kenagarian Saniangbaka, Kec. X Koto Singkarak Kab. Solok
Iktikad baik dari Tim pengusul PPNB ini, kemudian mendapat respon positif dari LPPM UNP dan dinyatakan sebagai salah satu proposal yang didanai. Ketua Tim PPNB Dr. Muhammad Adri, S.Pd., M.T menyatakan bahwa PPNB ini bertujuan untuk mengembangkan nagari Saniangbaka sebagai salah satu Desa Wisata yang dengan Konsep Green-GeoPark Tourisme, dengan nilai destinasi alam di kawasan pinggir danau Singkarak dan Bukit Barisan. Untuk keberhasilan penyelenggaraan program, maka Ketua Tim melibatkan sejumlah tim ahli dari berbagai disiplin ilmu, guna menunjang eefektiftas program, seperti Dr. Eka Fauzihardani, SE., M.Si.Ak dan Dr. Zul Afdal, M.Pd dari Fakultas Ekonomi UNP, dengan keahlian dalam bidang Akuntasni dan Ekonomi Islam, kemudian Friza, M.Pd dan Dian Adhetya Arif, S.Pd, M.Sc dari Fakultas Ilmu Sosial dengan bidang keahlian Sejarah dan Sistem Informasi Geografis.
Kegiatan Pengembangan Green GeoPark ini di mulai dan buka secara resmi oleh Wali Nagari Saniangbaka pada tanggal 8 September 2023, bertempat di Ruang Pertemuan Kantor Wali Nagari Saniangbaka, yang dihadiri oleh Tim Pelaksana, Ketua Pokdarwis, Panitia Nagari dan Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UNP yang menghadiri secara Daring.
Lebih jauh ketua pelaksana menyatakan bahwa Kegiatan pada Tahun 2023 ini fokus pada aspek edukasi wisata yang positif kepada masyarakat luas di Saniangbaka yang dilanjutkan dengan pemetaan dan eksplorasi potensi wisata di Kenagarian Saningbaka, serta melakukan pembinaan kepada masyarakat pelaku Budaya, Seni dan UMKM serta Ekonomi keratif sebagai pendukung program Green-GeoPark Tourisme.
Banyak harapan yang tertumpang kepada Tim Pelaksana PPNB ini, sebagaimana disampaikan oleh Wali Nagari Saniangbaka Dasrizal Chandra Bahar, salah satunya yang urgen adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang Green Tourism yang menjadi dasar pengeMbangan Green-GeoPark di Saniangbaka. Hal senada juga disampaikan oleh Eldo Askhia selaku Ketua Podarwis Tangaya, bahwa potensi objek wisata Green-GeoPark di Saningabaka sangat terbuka dan luas, karena area GeoPark berada di kawasan Bukit Barisan dan berbatasan langsung dengan Kota Padang.
Setelah kegiatan Pembukaan, maka tim pelaksana PPNB bersama dengan Pokdarwis Tangaya, melakukan eksplorasi dan pemetaan potensi wisata Green GeoPark yang dilaksanakan pada tanggal 9-10 September dan dilanjutkan pada 16-17 September 2023. Beberapa objek wisata alam dan dan bernilai sejarah dieksplorasi oleh Tim PPNB dan Pokdarwis, sekaligus menelusuri jalur treking menuju masing-masing target lokasi obejk Green GeoPark. Perjalanan diawali dengan menelusuri arah barat pedalaman Bukit Barisan, dengan berbagai objek alam yang masih asri, serta objek sejarah yang membuktikan adanya kehidupan masyarakat pada masa lalu sebagai sebuah perkampungan asal masyarakat Saniangbaka, yang berada di Kawasan Gedung Batu Gedung Beo Bukit Barisan, dengan menempuh perjalanan 2,5 jam menuju lokasi dari akses akhir kendaraan, dengan melibatkan 12 orang mahasiswa pendamping.
Disamping melaksanakan kegiatan pemetaan dan eksplorasi potensi wisata Green-GeoPark, kegiatan pembinaan terhadap UMKM dan Pelaku Seni dan Budaya juga dilaksanakan. Pelatihan kepada pelaku UMKM khususnya pada aspek legalitas usaha dan pemasaran dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 15 September 2023, dengan pengarahan oleh Dr. Zul Afdal, M.Pd dan Dr. Eka Fauzihardani, SE., M.Si.Ak, sehingga memberikan bekal penngetahuan awal bagi UMKM Saniangbaka dalam perannya sebagai pelaku ekonomi dalam pengembangan Gree-GeoPark ini.Kedua topik ini diberikan kepada UMKM, berdasarkan angket yang diberikan kepada 35 UMKM yang hadir saat pembukaan PPNB, dan berdasarkan hasil analisis data angket, diperoleh kedua topik bahasan tersebut menjadi kebutuhan yang mendesak bagi seluruh UMKM. Tindak lanjut berikutnya adalah implementasi dan pendampingan bagi UMKM dalam pemasaran dan legalitas usaha.
Selanjutnya kegiatan PPNB dilanjutkan dengan pendampingan pelaku seni dan budaya dengan menghadirkan Maestro Tari Ery Mefri dari Nan Jombang Company Dance, yang juga merupakan putra asli dari Nagari Saniangbaka. Dalam pemaparannya Ery Mefri mengungkapkan bahwa peran aktif Pelaku dan Seni dan Budaya merupakan salah faktor penentu keberhasilan program Nagari Wisata, karena akan sangat banyak atraksi budaya dan seni yang dapat disajikan dalam nagari dan menjadi even rutin yang dapat diagendakan, sehingga dengan agenda yang jelas, akan menarik pengunjung untuk menyaksikan pagelaran seni dan budaya tersebut, banyak budaya adat dan kearifan lokal yang bernilai jual yang dapat dikemas sebagai penunjang program Green-GeoPark ini.
Maka dukungan dari semua pihak, baik pemerintahan Nagari, pelaku UMKM dan Seni Budaya akan menjadi penentu keberhasilan program pengembang Desa Wisata Green-GeoPark ini. (AD)