
Dosen UNP Mengisi Kuliah Tamu di Univesitas Negeri Surabaya Tentang Public Speaking Untuk Presentasi Instruksional (Pembelajaran)
Padang--Dr. Nofrion, M. Pd, Dosen Departemen Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang menjadi dosen tamu di Universitas Negeri Surabaya pada tanggal 15 Mei 2025. Kegiatan yang dihadiri oleh lebih dari seratusan mahasiswa dan dosen dari program studi Pendidikan Geografi tersebut dipusatkan di meeting room, FISIPOL, UNESA. Dr. Nofrion, M. Pd yang merupakan Kepala Sub. Direktorat Inovasi Pembelajaran, PJJ dan RPL, Direktorat Akademik UNP tersebut menyampaikan topik yaitu Keterampilan Public Speaking untuk Presentasi Instruksional (Bekal bagi Generasi Baru Guru Indonesia).
Sebelum kuliah tamu dilaksanakan, Dr. Nofrion, M. Pd diterima oleh Dekan FISIPOL UNESA, Dr. Wiwik Sri Utami, MP yang juga dihadiri oleh Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi, Dr. Nugroho Hari Purnomo, S.P., M.Si serta beberapa orang dosen seperti Dra. Ita Mardiani Zain, M. Kes. Dalam diskusi penuh keakraban tersebut dibicarakan beberapa poin penting seperti implementasi kebijakan baru Kemdiktisaintek terkait Kampus Berdampak dan peluang kerjasama antar program studi.
Dalam paparannya, Dr. Nofrion, M. Pd menyajikan pentingnya keterampilan berkomunikasi dan public speaking bagi mahasiswa calon pendidik. Komunikasi adalah bagian penting dalam “learning skill” pada abad 21. Dalam konteks pendidikan, sosok pendidik yang menginspirasi secara konten dan performance akan lebih berdampak dibanding pendidik yang hanya mumpuni secara teori namun lemah dalam hal kompetensi (keterampilan). Selain itu, Pendidik/dosen juga memiliki tugas untuk memastikan mahasiswa calon guru selalu membiasakan diri dengan “Bahasa yang santun”. Kebiasaan harian/kelakuan akan membentuk kepribadian. Seseorang yang membiasakan diri berbahasa yang santun maka akan menjadi ciri yang menetap pada dirinya/kepribadian. Demikian sebaliknya. Apalagi, di tengah gempuran gaya bahasa anak muda saat ini yang sebagian telah keluar dari kerangka santun dan tidak mencerminkan budaya bernilai tinggi. Dr. Nofrion, M. Pd berpesan bahwa kualitas pendidikan ditentukan oleh mutu guru dan salah satu indikator guru bermutu adalah guru yang santun dalam berbahasa sebagai perwujudan dari kompetensi personal dan sosial.
Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta bertanya tentang apa upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi grogi saat berbicara di depan publik. Dalam jawabannya, Dr. Nofrion, M. Pd yang semasa mahasiswa pernah menjadi Juara 1 PIMNAS bidang PKMM dan dinobatkan sebagai Penyaji Terpuji Tingkat Nasional tersebut memaparkan bahwa grogi atau dalam istilah disebut “4G” (gugup, gagap, grogi dan gemetar) erat hubungannya dengan demam panggung atau “stage fright”. Jika seseorang merasakan demam panggung ketika akan memulai sebuah pembicaraan maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah “deal with nervous”. Caranya, menarik nafas dalam dengan hidung, rileks, menggerakkan ujung-ujung jari dengan lembut dan jangan melakukan gerakan “interlocking” karena akan memicu terjadinya “tremor”. Kemudian, satu hal yang harus diingat adalah grogi adalah lawan dari percaya diri. Dalam konteks public speaking, salah satu kunci percaya diri adalah penguasaan materi. Semakin tinggi penguasaan materi maka semakin tinggi pula kepercayaan diri. Selain menguasai materi, seorang pembicara termasuk guru harus menguasai diri, audiens dan media pendukung. (Humas UNP).