
Tiga Mahasiswa KNB Mulai Ikuti Kelas BIPA di UNP
Padang, Universitas Negeri Padang — Tiga penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) resmi memulai perkuliahan Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) di Universitas Negeri Padang (UNP). Mereka adalah Abdoulie Jonga (Gambia, Doktor Administrasi Pendidikan/S3), Muhamad Liban Hassan (Somalia, Magister Ilmu Administrasi Negara/S2), dan Hizbullahi Nafiu (Nigeria, Sarjana Pendidikan Teknik Mesin/S1). Program BIPA di UNP telah bergulir sejak pekan pertama kedatangan mahasiswa. Kegiatan ini berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi serta mendapat dukungan penuh International Office UNP. Direktur Kerja Sama, Reputasi, dan Internasionalisasi, Prof. Rusnardi Rahmat Putra, Ph.D. Eng., menegaskan bahwa penyelenggaraan BIPA dikelola kolaboratif oleh International Office dan UPT Bahasa agar para penerima KNB cepat beradaptasi, menguasai Bahasa Indonesia, dan menyelesaikan studi tepat waktu.
Sebagai bagian dari layanan kedatangan, Kepala Subdirektorat Layanan Internasional, Desvalini Anwar, S.S., M.Hum., Ph.D., menjemput mahasiswa di Jakarta untuk proses serah terima pada 26 Agustus 2025. Selanjutnya, Kepala UPT Bahasa, Sitti Fatimah, S.S., M.Ed., Ph.D., menunjuk enam pengajar Kelas BIPA—di antaranya: Dr. Zulfadhli, S.S., M.A. (Kepala Departemen Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah), Dr. Dadi Satria, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa dan Saastra Indonesia), Witri Oktavia, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa Inggris), Ayu Gustia Ningsih, M.Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa dan Saastra Indonesia, dan Dinovia Fannil Kher, S.Pd., M.Pd. (Dosen Pendidikan Bahasa Inggris)—untuk mempercepat penguasaan bahasa Indonesia. Program BIPA berlangsung satu tahun. Pada 1 September 2025, UNP telah menyelenggarakan Placement Test untuk memetakan kemampuan awal, dilanjutkan pertemuan perdana kelas BIPA.
Kemitraan Negara Berkembang (KNB) Scholarship adalah bantuan pendanaan dari Pemerintah Republik Indonesia bagi calon mahasiswa internasional dari negara-negara berkembang untuk menempuh studi Sarjana (S1), Magister (S2), atau Doktor (S3) di perguruan tinggi di Indonesia. Beasiswa ini digagas pada Konferensi Tingkat Tinggi Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement/NAM) ke-10 pada 1–6 September 1992, dan mulai ditawarkan setahun kemudian kepada mahasiswa dari negara anggota NAM. Seiring meningkatnya minat global, pembatasan regional dicabut pada 2002 dan beasiswa ini resmi bernama KNB Scholarship. Penerimanya tidak lagi terbatas pada negara anggota NAM, tetapi juga mencakup negara-negara berkembang di Asia, Pasifik, Amerika Selatan, Afrika, dan Eropa Timur. KNB diharapkan mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia–negara penerima dan menumbuhkan calon-calon pemimpin masa depan.
Melalui KNB, mahasiswa berkesempatan belajar di 34 perguruan tinggi mitra terkemuka di Indonesia sekaligus hidup di tengah masyarakat yang majemuk dan dinamis. Gelar yang diperoleh akan meningkatkan kapasitas intelektual, mengembangkan kompetensi, serta membuka peluang profesional yang lebih luas, disertai pengalaman langsung tinggal di lingkungan multikultural dan multibahasa. Pada tahun 2025, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia bersama 34 perguruan tinggi mitra KNB akan menerima sekitar 200 penerima beasiswa KNB untuk program S1, S2, dan S3. Komitmen ini memperkuat jejaring pendidikan tinggi global Indonesia dan membuka ruang kolaborasi yang lebih luas—termasuk di Universitas Negeri Padang tempat ketiga mahasiswa KNB tersebut kini menempuh pembelajaran BIPA. (AGN)
#BeritaUNP #sdgs #SDGs4 #QualityEducation #SDGs10 #ReducedInequalities #SDGs17 #PartnershipsForTheGoals #unpkampusberdampak #diktisaintekberdampak #fbsunp