Rentan Punah, Mahasiswa UNP berhasil Petakan Sebaran Tumbuhan Koenih Rimbo (Curcuma sumatrana) Tumbuhan Obat Berpotensi Anti Kanker
Padang - Sebagai upaya menjaga kelestarian (konservasi) Koenih Rimbo (Curcuma sumatrana) Tim Pekan Kreatif Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Biologi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil melakukan pemetaan sebaran tanaman obat yang diketahui mengandung senyawa anti kanker itu.
Tim penelitian yang diketuai oleh Chelsylia Dara Pratama dengan anggota Cici Adelia Putri, Nagra Aulia Valofi, Siti Aisyah dan Habibullah Djoelvinanda, dibawah bimbingan Dr. Dwi Hilda Putri, S.Si., M. Biomed itu berhasil memetakan sebaran populasi koenih rimbo pada tiga kawasan.
“Yaitu ulu gadut dan maninjau (lokasi yang ditemukan oleh ardiyani pada tahun 2011) dan Koto Pulai, Nagari Kambang Timur, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat (lokasi yang belum ada pada artikel dan jurnal),” ungkap Dr. Dwi Hilda melalui keterangan tertulis yang diterima Humas UNP, Rabu (17/7/2024).
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa peta sebar koenih rimbo dibuat dengan informasi yang lengkap berisi titik koordinat dari hasil eksplorasi di setiap kawasan persebaran tumbuhan. Informasi ini akan mempermudah dalam menemukan persebaran populasi tumbuhan di masa yang akan datang.
“Lebih jauh, dengan adanya pemetaan dapat memudahkan perencanaan dan pengelolaan yang berkelanjutan. Penelitian ini juga berhasil melakukan karakterisasi morfologi koenih rimbo di masing-masing kawasan,” terang Dosen Biologi UNP itu.
Tak hanya itu, menurutnya peta sebar koenih rimbo yang dihasilkan juga tengah dalam proses pengurusan paten sederhana di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum & HAM RI.
“Luaran lain yang juga akan dihasilkan oleh Tim PKM-RE UNP ini berupa artikel ilmiah dan HKI,” tambahnya.
Diketahui tumbuhan koenih rimbo dikenal sebagai tumbuhan obat yang diketahui mengandung senyawa yang berpotensi sebagai obat anti kanker. Tumbuhan ini di deskripsikan pertama kali pada tahun 1861 oleh Friedrich Anton Wilhelm Miquel di hutan yang berlokasi di provinsi sumatera barat.
Eksplorasi Tumbuhan selanjutnya baru dilakukan oleh Dr. Marlina Ardiyani, periset di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada tahun 2011. Ardiyani berhasil menemukan enam lokasi sebaran koenih rimbo di sumatera barat yaitu Maninjau, Ngarai Sianok, Lembah Anai, Kayutanam, Ulu Gadut dan bukit barisan. Berdasarkan kategori IUCN Red List tumbuhan koenih rimbo berada dalam status Vulnerable atau rentan.
“Populasi yang sedikit, persebaran yang terbatas, kurangnya budi daya dan degradasi habitat di alam membuat tanaman ini rentan punah. Upaya konservasi merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk menjaga kelestarian koenih rimbo agar tidak punah,” tutupnya. (Utr/Humas UNP)