Peran Pendidikan Kewarganegaraan dan Industri Kreatif dalam Mendukung Perdamaian dan Ekonomi Asia, Kuliah Umum Internasional UNP
Padang—Universitas Negeri Padang (UNP) menggelar seri kedua dari International Public Lecture Series Eurasia Foundation dengan mengundang dua pembicara terkemuka, Muhammad Mufti Rakadia Sumaryadi, Sekretaris Pribadi Duta Besar RI untuk Uzbekistan dan Kyrgyzstan, serta Prof. Ganefri, Ph.D, Senior Eksekutif UNP. Kegiatan ini berlangsung pada Rabu (16/10) di Ruang Sidang Senat, Gedung Rektorat Kampus Air Tawar, Padang.
Muhammad Mufti menyampaikan materi dengan tema "Citizenship Education and its Role in Supporting Peaceful Life in Diversity," sementara Prof. Ganefri membahas "Creating an Asian Community: Opportunity through Creative Industries."
Dr. Nofrion, M.Pd, selaku PIC Eurasia UNP, menyampaikan pesan kepada mahasiswa terpilih untuk memanfaatkan kesempatan ini dengan optimal. "Pentingnya memperluas wawasan global melalui narasumber dari Uzbekistan ini akan membantu mahasiswa memahami budaya, bahasa, dan membangun jaringan internasional," ungkapnya.
Muhammad Mufti menekankan pentingnya penguasaan bahasa dalam perkembangan global. “Belajar bahasa bukan hanya untuk mengejar sertifikat, melainkan memahami budaya dan memperluas pandangan. Penguasaan beragam bahasa akan membuka perspektif dan memperluas pemikiran,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mufti mengajak generasi muda untuk aktif dalam kegiatan internasional guna memperkaya pengalaman dan relasi. "Eurasia Foundation bertujuan memperkuat jaringan internasional untuk menciptakan perdamaian dunia dan menghapus hambatan kepentingan yang memisahkan bangsa-bangsa," jelasnya.
Sementara itu, Prof. Ganefri menyoroti pentingnya industri kreatif bagi komunitas Asia. Industri ini, katanya, memiliki kontribusi besar terhadap PDB, penciptaan lapangan kerja, serta pertumbuhan inovasi, teknologi, dan pariwisata. Ia juga mendorong mahasiswa untuk melihat peluang ekonomi dan kolaborasi kreatif di bidang kuliner, penerbitan sastra, seni visual, dan pameran internasional.
“Perguruan tinggi harus sigap dalam menghadapi globalisasi, disrupsi teknologi, dan perubahan regulasi. Pembelajaran kini tidak lagi sekadar menyampaikan informasi, tapi menciptakan lingkungan yang mendorong mahasiswa untuk berpikir mandiri, bereksperimen, dan belajar dari pengalaman,” tutupnya. (Humas UNP)