
Wujudkan Kampus yang Aman, Nyaman dan Bebas dari Kekerasan, Satgas PPK UNP laksanakan Capacity Building
Padang-- Di tengah upaya berkelanjutan untuk menciptakan ruang pendidikan yang aman dan inklusif, Universitas Negeri Padang (UNP) memperkuat fungsi menjaga martabat dan reputasinya melalui kegiatan Capacity Building bagi Tim Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (PPK) dan Relawan. Acara berlangsung di ruang sidang Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNP pada Minggu, 14 September 2025. Kegiatan ini merupakan sebuah penegasan kembali komitmen bahwa kampus adalah tempat yang harus bebas dari segala bentuk kekerasan sebagaimana yang diatur dalam Permendikbudristek No 55 tahun 2024 tentang PPKPT.
Acara dibuka oleh Ketua Satgas PPK UNP, Dr. Fatmariza, M.Hum, yang menyampaikan pesan mendalam. "Kehadiran Satgas PPK adalah manifestasi dari integritas UNP," ujar Dr. Fatmariza. "Relawan bukan hanya mata dan telinga, tetapi juga jantung dari kampus yang memiliki visi menjadi universitas yang bermartabat dan bereputasi internasional. Misi kita adalah mewujudkan UNP menjadi ruang yang aman, nyaman, dan kondusif bagi seluruh civitas akademika dalam melaksanaka tri darma pergurun tinggi".
Kegiatan capacity building ini secara khusus dirancang untuk membekali Tim PPK-UNP dan relawan dengan pemahaman yang komprehensif dan humanis. Para peserta diajak menyelami berbagai dimensi kekerasan melalui tiga sesi yang saling melengkapi. Di sesi pertama, Prof. Dr. Yeni Karneli, M.Pd., Kons, membekali relawan pada pemahaman mendalam tentang trauma psikologis. Beliau menjelaskan bagaimana kekerasan dapat meninggalkan luka dan trauma, menekankan pentingnya pendekatan yang penuh empati saat berhadapan dengan korban. Sesi kedua, Dr. Muhd Al Hafizh, SS, MA, membuka wawasan tentang kekerasan verbal dan peran bahasa. Sesi ini menyoroti bagaimana kata-kata, yang sering dianggap sepele, dapat menjadi alat kekerasan yang merusak. Para relawan diajarkan untuk menggunakan bahasa yang memberdayakan, bukan yang menyudutkan. Siang setelah zuhur, sesi paling dinanti adalah simulasi praktis yang dipandu oleh Rahmi Meri Yenti, S.Sos, Direktur Women’s Crisis Center Nurani Perempuan. Dalam sesi ini, para relawan dibekali keterampilan cara-cara penanganan korban kekerasan berbasis gender. Mereka dilatih untuk mendengarkan tanpa menghakimi, melindungi privasi korban, dan menavigasi proses pelaporan dengan profesionalisme.
Antusiasme para relawan terlihat jelas sepanjang hari dari pagi hingga sore. Mereka berdiskusi, bertanya, dan terlibat dalam setiap simulasi dengan penuh keseriusan. "Materi ini tidak hanya menambah pengetahuan, tapi juga mengubah cara pandang kami," ujar Farhan, Pradila menyatakan "Kami menyadari bahwa menjadi penolong butuh lebih dari sekadar niat baik; butuh pemahaman mendalam tentang psikologi korban dan keterampilan praktis untuk bertindak dengan tepat."
Dengan bekal yang telah diberikan, satgas PPK UNP bersama relawan lebih siap menjadi garda terdepan dalam menciptakan kampus yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan. Kegiatan ini menegaskan bahwa perjuangan melawan kekerasan adalah tanggung jawab kolektif, dan UNP berkomitmen penuh untuk memimpin, mengarahkan, dan menfasilitasi misi tersebut.
#beritaunp #sdgs5 #genderequality #SDGs16 #peacejusticestronginstitution #unpkampusberdampak #satgasppksunp