Membumikan Pembangunan Rendah Karbon Sumatera Barat Lewat Pembelajaran UI GreenMetric
Padang-- Provinsi Sumatera Barat tengah memasuki fase penting dalam agenda transisi menuju pembangunan rendah karbon. Kick-Off penyusunan Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah (RPRKD) yang digelar pada 13 November 2025 di Hotel Santika Padang menjadi momentum strategis untuk menyelaraskan ambisi lingkungan dengan arah pembangunan ekonomi jangka panjang. Dalam forum tersebut, Universitas Negeri Padang (UNP) diwakili oleh Dr. Nofi Yendri Sudiar, M.Si. dan Dezi Handayani, M.Si., yang menyampaikan pengalaman terkait pengisian borang UI GreenMetric sebagai pendekatan yang dapat diadopsi dalam RPRKD.
Pengalaman mengisi borang GreenMetric relevan untuk penyusunan RPRKD karena keduanya menekankan hal yang sama: perencanaan berbasis data, keterukuran indikator, dan konsistensi kebijakan lintas-sektor. Cara pandang ilmiah dan sistemik inilah yang dibutuhkan Sumatera Barat untuk menjawab tantangan iklim yang semakin nyata.
Ancaman Iklim yang Semakin Dekat
Presentasi Bappenas pada kick-off RPRKD menegaskan bahwa Indonesia, termasuk Sumatera Barat, menghadapi tiga krisis lingkungan sekaligus: perubahan iklim, polusi, dan kehilangan keanekaragaman hayati. Dampaknya sudah dirasakan langsung—banjir bandang di Agam, abrasi parah di Pesisir Selatan dan Pariaman, hingga kekeringan yang mengganggu produksi pertanian.
Proyeksi nasional menunjukkan bahwa ketersediaan air Sumatera Barat bisa turun hingga 31,9% pada 2030. Sementara itu, 16,4% wilayah pesisir berada pada tingkat kerentanan tinggi terhadap abrasi dan kenaikan muka air laut. Jika tidak dikelola dengan perencanaan yang kuat, dampak tersebut berpotensi menggerus kontribusi penting sektor pangan, hortikultura, dan perikanan terhadap PDRB daerah.
Belajar dari UI GreenMetric: Pentingnya Indikator yang Terukur
UI GreenMetric menilai kampus dari enam kategori: tata kelola-infrastruktur, energi dan perubahan iklim, limbah, air, transportasi, dan pendidikan. Pengalaman mengisi borang ini memberikan pelajaran penting yang sangat relevan untuk RPRKD Sumbar:
1. Data sebagai dasar keputusan.
2. Indikator harus terukur dan konsisten.
3. Kolaborasi lintas aktor.
Sumatera Barat memiliki keunggulan ekologis, sekaligus tantangan besar. Hutan primer yang luas harus dijaga; emisi energi harus ditekan tanpa menghambat ekonomi; pengelolaan limbah dan tata ruang harus diperbaiki.
Kontribusi Perguruan Tinggi dalam Transisi Rendah Karbon
Dalam forum kick-off, UNP menegaskan peran perguruan tinggi tidak sebatas memberikan masukan ilmiah. Lebih dari itu, UNP dapat menjadi pemdamping, membantu pemda memahami metodologi perhitungan emisi, mengembangkan literasi iklim untuk masyarakat, serta menjadi pilot project implementasi rendah karbon skala kecil.
Dari GreenMetric ke Green Province
Sumatera Barat memiliki ambisi menjadi pelopor Green Province di Indonesia. Untuk mencapainya, RPRKD harus dibangun dengan prinsip yang terukur, berbasis data, dan melibatkan seluruh pemangku kepentingan—seperti prinsip yang selama ini digunakan dalam UI GreenMetric. (Er/Team UIGM)
#BeritaUNP #SDGs #SDGs13 #Climate Action #SDGs11 #SustainableCitiesandCommunities #SDGs7 #AffordableandCleanEnergy #SDGs17 #Partnerships for the Goals #UNPKampusBerdampak #DiktisaintekBerdampak #UIGreenMetric






