Kisah Kaka, Calon Mahasiswa yang Berkebutuhan Khusus Ikuti UTBK-SNBT di UNP
Padang - Pagi ini (Sabtu, 4/5) Kasyfu Khabir sudah berada di Lokasi ujiannya di Laboratorium Elektro 2 Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Padang (UNP). Namun ada pemandangan berbeda, Kasyfu Khabir didampingi langsung oleh sejumlah Panitia saat memasuki ruangan ujian di sesi 7 itu tak seperti peserta lainnya.
Calon Mahasiswa Baru yang berasal dari Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman yang kerap disapa Kaka itu merupakan peserta UTBK-SNBT berkebutuhan khusus (disabilitas) yang memilih lokasi tes UTBK di UNP.
Keterbatasannya yang tidak bisa mendengar (Tuna Rungu) tak menghambat semangat Kaka untuk menggapai cita-cita dan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi serta berjuang bersama Calon Mahasiswa lainnya untuk mendapatkan posisi di Perguruan Tinggi Negeri favorit.
"Dulunya Kaka ini normal sejak lahir, kemudian dia operasi karena ada tumor di otaknya. Bicara dia bisa, mendengar yang tidak bisa. Jadi saraf pendengarannya ini yang dirusak tumor itu. Sehingga dari kemampuan lainnya Kaka sama seperti orang normal lainnya cuma tidak mendengar saja," terang Dewi Marlina, Orang Tua Kaka yang mendampingi kaka ke lokasi ujian kepada Humas UNP.
Menurut Dewi, Kaka terus menunjukan semangatnya untuk tetap sekolah meskipun memiliki keterbatasan bahkan melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dengan belajar secara mandiri mempersiapkan diri menghadapi UTBK.
"Dia yang daftar sendiri (UTBK), kemudian saya arahkan untuk ambil animasi saja agar bisa bekerja sendiri, ternyata dia tidak mau, kemudian saya sarankan lagi memilih Perpustakaan dan dia tertarik. Dia pilih Perpustakaan di UNP," terang Dewi berkaca-kaca menyampaikan kisah putra sulungnya itu.
Lebih lanjut Dewi sangat mengapresiasi pelayanan yang diberikan Panitia UTBK-SNBT di UNP yang mendampingi putranya. Pelayanan yang diberikan panitia sangat membantu Kaka dapat melaksanakan ujian dengan nyaman.
Hal ini dibenarkan oleh Koordinator Pelaksana UTBK UNP, Dr. Asrul Huda, S.Kom, M.Kom. Menurut Dosen FT itu, kondisi Kaka yang hanya tidak bisa mendengar tapi tetap bisa membaca dan kondisi lainnya normal maka Panitia mendampinginya sampai proses ujian dimulai.
"Kita dampingi nanti sampai dia mulai ujian, kalau ujian sudah mulai baru kita tinggal. Posisinya dia (Kaka) mendaftar di sesi umum, harusnya dicentang disabilitas (saat proses mendaftar) dikasih keterangan untuk berada di sesi khusus, sesi tiga pasti akan kita layanan secara khusus. Tapi ketika mereka melapor maka kita laksanakan, kita akomodir dan kita dampingi saja untuk sementara sampai ujian dimulai, nanti kita tinggal. Kalau selesai ujian nanti baru dijemput lagi dengan orang tua," terang Dr. Asrul Huda kepada Humas UNP.
Total ada 14 penyandang disabilitas yang terdaftar mengikuti UTBK-SNBT di Pusat UTBK UNP dua diantaranya merupakan penyandang Tuna Netra yang digabung dalam sesi khusus, sesi 3 UTBK, Kamis (2/5/2024) lalu.
UTBK sesi khusus disabilitas menjadi komitmen UNP untuk memberikan akses dan kesempatan menempuh pendidikan tinggi kepada seluruh calon mahasiswa. Namun untuk peserta disabilitas, UNP menyiapkan fasilitas yang ramah disabilitas seperti pendamping dan alat khusus.
"Bagi peserta disabilitas pasti akan kita akomodir dan pengawasnya juga khusus. Biasanya komputernya berbeda kemudian aplikasinya juga berbeda, karena aplikasinya berbeda makanya pengawasnya juga khusus. Memang orang dari Pendidikan Luar Biasa kita ambil," tambah pria yang juga Kepala UPT Perpustakaan UNP itu.
Diketahui UTBK-SNBT 2024 memberikan kesempatan yang sama bagi pelajar yang memenuhi kriteria dan ingin masuk perguruan tinggi negeri termasuk peserta disabilitas. Pada pelaksanaanya, Tim Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) menyiapkan 51 kampus yang menjadi Pusat UTBK bagi peserta disabilitas, termasuk Universitas Negeri Padang. (Utr/Humas UNP)